ah...
semalam sepulangnya aku dari ofis
aku kerumah seorang teman ofisku
ingin ambil baju kurung yang di jahit oleh tukang jahit yang tinggal dekat rumahnya
sedang aku menunggu nunggu baju ku
sempatlah aku berbual dengan orang gajinya
katanya dia dari lampung , jawa
di mana lampung?
taklah aku tahu
dari umurnya aku rasa dalam 30an
apa dah bersuami?
'iya bu, saya sudah ada suami, juga punya 3 anak anak kecil'
'oh? tak berat hati ke tinggalkan keluarga dan datang bekerja di sini?' aku tanya
'bukan ingin saya bu, tapi kalau di sana, susah hidupnya, saya kepingin keluarga saya hidupnya senang'
'suami kerja apa?'
'suaminya saya, cuma bertani bu, sekedar mencukupi upahnya'
'tak apa kah tinggalkan suami dan anak anak?'
'emangnya nggak pantas bu, tapi saya disini mencari rejki, teman teman yang pernah datang ke malaysia udah rame yang mampu beli tanah dan rumah sekembalinya ke kampung'
'sedih amat tinggalkan suami dan anak anak, tapi saya nggak ingin anak anak saya hidup susah sepertinya saya bu. dua tahun aja. nggak lama.kapan pulang tentu senang keluarga saya'
bahasa malaysia dan bahasa pekat indonesianya bercampur campur.
ah...
tak dapat aku bayangkan ya.
suami dan anak anak di tinggalkan
merantau jauh ke nagara orang demi mencari sesuap nasi sedikit rezeki
agar anak anak dapat hidup senang
bolehkah orang kita. orang malaysia buat sebegitu?
kerja bersepah gaji murah takkan mahu minta
bila indon dan bangla dapat marah pula pada gomen kata tak ada kerja
iya iya aku tahu
kos sara hidup di sini taklah sama dengan indonesia atau bangladesh
pekerja pekerja asing yang bekerja disini
bila pulang ke negara asal
jadinya orang kaya
walau di malaysia gajinya cuma rm600
salah siapa pula?
tak salah siapa siapa
inilah harga kemodenan dan kemajuan
bukankah itu yang di mahu?
bangladesh dan indonesia
masih rendah kos sara hidupnya
amat kasihan aku lihat orang gaji temanku itu
teringat pula kisah kisah orang gaji indonesia yang di dera
di pukul
di perkosa
di perhambakan
macamlah binatang majikan sebegini
mereka mereka ini
datang meredah badai menggadai nyawa
mencari sesuap rezeki
kenapa pula di aniaya?
patutlah orang indonesia kata orang malaysia jahat
walau tidak semua yang kata
dan walau tidak semua orang malaysia berhati binatang
tapi secara umumnya semua kenalah tempiasnya
apa rasanya jika diri sendiri pula
yang merantau ke negara orang mencari rezeki
tapi di layan layaknya seperti binatang?
tentu menderita
seakan terlupa
walau mereka pendatang asing
tapi mereka juga manusia sepertinya kita
dan aku juga tahu
tak semua datang cara halal
tak semua datang ingin mencari rezeki luhur
ada yang datang berniat jahat
merompak membunuh merogol
tapi kan bukan semua?
tapi fitrah manusia ya
menilai dari segolongan
bukan dari individu
walhal bukan semua dalam segolongan
yang jahat
yang baik
walau sama rumpun melayu
cara hidup dan perangai bermacam macam ada
orang melayu sendiri
ada jahat ada baik
yang baik macam malaikat ada
yang jahat kalah iblis pun ada
siapa jadi teman siapa
kan pilihan kita sendiri
aku tinggalkan rumah temanku
terkenang kenang apa rasa
orang gajinya
makan minum tidur
tentu teringat pada keluarga
apa perlu titisnya air mata
kerana jauh di tinggal beribu batu
ah...
alangkah beruntungnya aku
tak melalui hidup sebegitu
amin........
Sunday, December 13, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment